Sabtu, 06 Februari 2010

Hubungan Chatting dan Selingkuh


 


Semakin banyak orang menikah yang memanfaatkan fasilitas chatting di Internet untuk memperoleh hiburan lain dari lawan jenis yang bukan pasangannya, demikian temuan sebuah penelitian di AS yang dilaksanakan baru-baru ini.

Menurut penyelidikan yang dilakukan peneliti dari Universitas Florida, para chatter yang terlibat hubungan dengan orang lain di Internet itu tidak merasa tindakannya salah, apalagi mengancam rumah tangga mereka. Padahal di lain pihak, banyak pasangan yang beranggapan hubungan lewat jagad maya itu termasuk pengkhianatan, meski dalam banyak kasus para chatter tidak melakukan kontak fisik.

"Internet sepertinya akan menjadi salah satu bentuk umum ketidaksetiaan, atau bahkan sudah," ujar Beatriz Mileham dari Universitas Florida, peneliti kasus ini. "Sebelumnya tidak pernah seorang pria atau wanita yang sudah menikah menemukan ’kencan’ atau ’teman selingkuh’ semudah ini."

Getaran Seksual

Senada dengan penelitian Mileham, sebuah grup konseling di AS mengatakan bahwa chat room sekarang telah menjadi salah satu penyebab tercepat retaknya hubungan suami-istri. "Masalah itu bisa menjadi lebih parah seiring dengan makin banyaknya orang yang online dan gemar chatting," papar Mileham. 

Dalam penelitian yang dilakukannya, Mileham mewawancarai beberapa pria dan wanita yang menggunakan chat room sebagai tempat mencari ’teman’. Ia mendapatkan bahwa kebanyakan orang yang chatting dengan partner yang sama lama-lama akan jatuh cinta padanya. Rasa jatuh cinta itu tidak seperti jatuh cinta pada pasangannya, tapi ada sisi-sisi erotis bahwa mereka tidak saling tahu, dan tidak ada rasa harus bertanggungjawab. Pendek kata banyak orang yang jatuh cinta karena bebasnya hubungan itu.

"Di situ kita bisa membicarakan apa saja tanpa harus dibebani rasa malu," ujar seorang responden pria. "Orang juga merasa lebih bebas karena mereka tidak harus bertemu mata secara langsung pada awal perkenalan mereka."

Mengapa orang berpetualang di chat room? Menurut penelitian, penyebab utamanya adalah kebosanan, pasangan yang tidak lagi bergairah secara seksual, pasangan yang tidak menarik, keinginan untuk mencoba sesuatu yang lain, atau hanya sekedar main-main.

"Alasan utama yang diutarakan para pria adalah tidak harmonisnya kehidupan seksual dalam perkawinan mereka," tandas Mileham. "Banyak diantaranya mengatakan bahwa istri mereka terlalu disibukkan dengan urusan anak-anak sehingga tidak lagi tertarik untuk melakukan hubungan seksual."

Dari Virtual Menjadi Kenyataan

Berdasar penelitian, Mileham menemukan pula bahwa apa yang mulanya merupakan chatting pertemanan seringkali menjadi hubungan yang lebih serius. Hampir sepertiga dari responden mengaku pernah menemui teman kencannya. Di antara mereka yang melakukan pertemuan tersebut, nyaris seluruhnya berakhir dengan perselingkuhan sungguhan. 

"Dengan kondisi tersebut, tidak heran bila aktivitas seksual online merupakan penyebab utama dalam masalah perkawinan di masa mendatang," kata Al Cooper, pengarang buku Sex And The Internet: A Guidebook For Clinicians. 

"Banyak masalah yang berawal dari kegenitan online, dan berakhir pada perceraian. Jadi berhati-hatilah!" demikian diperingatkan Cooper. (BBC/wsn - Kompas internet)

Tidak ada komentar: